STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL KEPERAWATAN

Latest courses

3-tag:Courses-65px

Selasa, 13 Desember 2022

Pemantauan Persalinan dengan Partograf 

Subkategori:  Reproduksi dan Seksualitas

Kategori :Fisiologis

Definisi: Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dan memberikan informasi untuk membuat keputusan klinik segera selama persalinan kala I Fase Aktif menggunakan pencatatan pada lembar Partograf WHO.

Diagnosis Keperawatan : Risiko Cedera pada Ibu

Luaran Keperawatan : Tingkat Cedera Menurun

Prosedur

1.Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)

2.Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur

3.Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

a Lembar partograf

b. Alat tulis (pulpen, penggaris)

4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah

5.Identifikasi riwayat persalinan sebelumnya dan kehamilan saat ini

6.Lengkapi bagian awal (atas) partograf (informasi tentang ibu) secara teliti pada Saat memulai

A Nama dan umur ibu

b. Gravida, para, abortus

c. Nomor catatan medik

d. Catat waktu kedatangan (jam dan pukul) dan perhatikan kemungkinan ibudatang pada fase laten

e. Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)

f. Waktu pecahnya ketuban, sejak jam berapa. Jika tidak/belum tulis strip,bukan kosong

7.Catat waktu di kotak-kotak yang tertera angka 1-12 bagian bawah kotak Pembukaan serviks dan penurunan janin, setiap kotak menyatakan satu jam Sejak dimulainya fase aktif persalinan.

 8. Catat hasil observasi denyut jantung janin dan catat setiap 30 menit. Catal dengan memberikan tanda titik (•) sesuai dengan angka yang sesuai, kemudian hubungkan yang satu titik dengan yang lainnya dengan garis tegas dan bersambung. Waspada pada DJJ dibawah 120 kali/menit dan di atas 160 kali/menit

9.Nilai kondisi dan air ketuban setiap kali periksa dalam, nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Beri kode U (selaput ketuban masih utuh [belum pecah]), kode J (selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih), kode M (selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium), kode D (selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah) atau kode K (selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi [kering])

10. Catat penyusupan (molase) tulang kepala janin setiap periksa dalam, gunakan kode 0 (tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi), kode 1 (tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan) kode 2 (tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan), kode 3 (tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan)

11. Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Catat dengan tanda “X” pada garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai. Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif, temuan (pembukaan serviks) dari hasil periksa dalam harus dicantumkan pada garis waspada. Hubungkan antar tanda X dengan garis utuh

12. Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin memasuki rongga panggul. Berikan tanda “O” yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Hubungkan tanda “O” dengan garis utuh

13. Periksa kontraksi uterus setiap 30 menit, selama 10 menit, tentukan frekuensi dan lama (durasi) kontraksi. Beri titik-titik dalam kotak yang sesuai jika durasi/lama kontraksi kurang dari 20 detik. Beri garis-garis dalam kotak (arsir) pada kotak yang sesuai jika durasi/lama kontraksi lamanya 20-40 detik. Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik

14.Catat pemberian oksitosin. Saat pemberian oksitosin, jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan tiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan pervolume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit

15. Catat semua pemberian obat dan/atau tambahan cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya

16.Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif (lebih sering jika diduga Ada penyulit, atau nilai abnormal). Beri tanda titik (•) pada kolom waktu yang sesuai

17. Nilai dan catat tekanan darah setiap 4 jam selama fase aktif, lebih sering jika ada penyulit dan nilai abnormal. Beri tanda panah untuk sistol dan diastol pada Kolom waktu yang sesuai

18.Nilai dan catat temperatur tubuh setiap 2 jam, catat pada kotak yang sesuai

19. Ukur dan catat volume urine, protein dan aseton sedikitnya tiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Periksa aseton dan protein dalam urin setiap ibu berkemih jika perlu

20. Catat proses persalinan dan kelahiran bayi, mulai dari kala I fase aktif hingga Kala IV dan bayi baru lahir pada bagian belakang lembar Partograf.

21. Catat hasil pemantauan Kala IV di 2 (dua) jam pertama (setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit dalam 1 jam kedua). Bagian yang digelapkan Tidak perlu diisi

22. Dokumentasikan semua hasil pemantauan dan respons pasien

Referensi

Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and Women’s Health Care-E-Book. Elsevier Health Sciences. Kemenkes RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI. Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health Sciences.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st Ed.). Jakarta: DPP PPNI.

 Ricci, S.S, & Kyle, T. (2009). Matemity and Pediatric Nursing. Philadelpia: Lippincott


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com