Edukasi PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak)
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Reproduksi dan Seksualitas
Definisi : Memberikan informasi untuk mencegah terjadinya
penularan HIV dari ibu kepada anak.
Diagnosis Keperawatan: Defisit Pengetahuan, Risiko Infeksi
Luaran Keperawatan: Tingkat Infeksi Menurun, Tingkat
Pengetahuan Meningkat
Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas
(nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan manfaat edukasi PPIA
3. Siapkan alat dan
bahan yang diperlukan
a. Materi
b. Media
c. Alat peraga, jika perlu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Jadwalkan edukasi sesuai kesepakatan
6. Siapkan ruangan dan alat bantu yang bisa menjaga
kerahasiaan dan memberikan rasa aman bagi PUS (pasangan usia subur)
7. Sediakan ruangan
yang tertutup dan terhindar dari kebisingan
8. Berikan kesempatan pada PUS untuk menyampaikan masalah
kesehatan, dengan pertanyaan terbuka, seperti: "Apakah ada sesuatu tentang
pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak?"
9. Identifikasi perencanaan kehamilan dan pengobatan HIV
10. Anjurkan ibu mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV)
teratur dan penggunaan alat kontasepsi (kondom) untuk mencegah kehamilan
11. Anjurkan ibu
untuk mengkonsumsi ARV sebelum kehamilan untuk menurunkan viral load
12. Anjurkan ibu untuk meneruskan ARV jika ibu hamil
13. Hindari
kontrasepsi hormonal yang dapat mengurangi efektifitas ARV
14. Anjurkan menggunakan Alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR), jika risiko infeksi menular seksual (IMS) rendah dan pasangan tidak berisiko
15. Anjurkan ibu
mengkonsumasi ARV mulai dari 14 minggu kehamilan, jika terjadi mual dan muntah
16. Anjurkan PUS tetap menggunakan kondom jika berhubungan
seksual karena bersifat dual protection 17. Anjukan PUS sehat dengan
mengkonsumsi makanan sehat untuk menghindari infeksi pada janin
18. Anjukan ibu menjelang persalinan melakukan pemeriksaan
Viral Load untuk menentukan jenis persalinan yang akan dipilih oleh PUS
19. Ajarkan ibu tentang cara memilih makanan untuk bayinya
20. Anjurkan ibu
mentaati AFASS (Aceptable, Feasible, Affordable, Suistaintable and Safe) saat
ibu memutuskan untuk pemberian susu formula
21. Anjurkan ibu memberikan ASI selama 3 bulan tanpa puting
lecet atau ASI perah dengan metode pasteurisasi
22. Rujuk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan dukungan dan bimbingan yang lebih komprehensif, jika perlu
23. Evaluasi pemahaman pasien tentang edukasi yang telah
diberikan
24. Lakukan
kebersihan tangan 6 langkah
25. Dokumentasikan edukasi yang telah dilakukan dan respons
pasien
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., &
Perry, S. E. (2013). Maternity and Women's Health Care-E-Book. Elsevier Health
Sciences.
Bianca Palmisano (2017). PLISSIT Model: Introducing Sexual
Health in Clinical Care.
https://www.psychiatryadvisor.com/home/practice-management/plissit-model-introducing-
sexual-health-in-clinical-care/ Kemenkes RI (2019). Pedoman Program Pencegahan
Penularan HIV, Sifilis, & Hepatitis C dari Ibu ke Anak. Jakarta: Kemenkes RI.
Lowdermilk, D. L.,
Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health
Sciences. PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik (1st ed.)
. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed) Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan (1 Ricci, S.S, & Kyle, T. (2009). Maternity
and Pediatric Nursing. Philadelpia: Lippincott ed.). Jakarta: DPP PPNI. 1st
ed.). Jakarta: DPP PPN