Stimulasi Kognitif
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Neuronsensori
Definisi :
Diagnosis Keperawatan : Konfusi Akut, Konfusi Kronis, Gangguan Memori
Luaran Keperawatan : Tingkat Konfusi Menurun, Memori Meningkat
Prosedur
1.Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2.Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3.Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
4. Identifikasi keterbatasan kemampuan kognitif
5.Dukung lingkungan dalam menstimulasi melalui kontak yang bervariasi
6.Lakukan secara bertahap dan berulang jika terdapat perubahan atau hal baru
7.Sediakan kalender
8. Orientasikan waktu, tempat dan orang
9. Tunjukkan sensivitas dalam perawatan dengan segera merespons
10. Berikan kesempatan untuk bertanggung jawab pada tugas dan pekerjaan
11. Libatkan dalam kegiatan budaya dan seni secara aktif
12. Libatkan dalam program stimulasi untuk meningkatkan kemampuan kognitif (misalnya bernyanyi, mendengarkan musik, mendengarkan murattal, kegiatan Kreatif, interaksi sosial atau penyelesaian masalah)
13. Berikan kesempatan mengugkapkan pendapat
14. Letakkan barang pribadi dan foto di kamar pasien
15. Anjurkan sering berinteraksi dengan orang lain
16. Anjurkan mengungkapkan kembali pikiran untuk menstimulasi memori
17. Anjurkan melakukan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dan Pembelajaran
18. Anjurkan menggunakan alat bantu memori (misalnya daftar tugas, jadwal dan pengingat )
19. Anjurkan mengulang informasi yang didapatkan
20. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
21. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien
Referensi
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st Ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
3.Persiapan Prosedur ECT
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Neurosensori
Definisi : Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terjadinya kontraksi otot dan gerakan yang tidak terkendali.
Diagnosis Keperawatan :
Gangguan Persepsi Sensori, Waham, isolasi sosial
Luaran Keperawatan : Keterlibatan Sosial Meningkat , Status Orientasi Membaik
Prosedur
1.Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal Lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3.Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
4.Periksa tanda-tanda vital, status mental, oksimetri nadi, dan EKG
5. Orientasikan waktu dan tempat pelaksanaan prosedur ECT
6. Berikan dukungan emosional, sesuai kebutuhan
7. Pastikan pasien telah puasa
8. Berikan pakaian yang longgar yang dapat dibuka dari depan
9. Lepaskan gigi palsu, perhiasan, kaca mata atau lensa kontak,
10. Pastikan pasien telah berkemih
11. Sediakan alat pemantauan (EEG, EKG, oksimeter nadi, spigmomanometer)
12. Sediakan penahan gigi
13. Pasang pagar pengaman tempat tidur
14. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
15. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien
Referensi
Kavanagh, Adam & McLoughlin, Declan. (2009). Electroconvulsive therapy and nursing care. British Journal of Nursing (Mark Allen Publishing), 18, 1370, 1372, 1374-7.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed) Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1 Ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.